Kali ini saya akan membahas Askep (asuhan keperawatan) pada pasien (anak) penderita Tetanus Neonatorum.
Pengertian:
Menurut Ngastiyah (1997), Tetanus neonatorum adalah kejang yang sering
dijumpai pada BBL, yang bukan karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi
disebabkan oleh infeksi selama masa neonatal yang antara lain terjadi sebagai
akibat pemotongan tali pusat atau perawatannya yang tidak bersih.
Etiologi:
Penyebab tetanus neonatorum adalah clostridium tetani yang merupakan kuman
gram positif, anaerob, bentuk batang dan ramping. Kuman tersebut terdapat
ditanah, saluran pencernaan manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat
spora yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu tetanospasmin dan
tetanolysin.
Penyakit ini tersebar di seluruh dunia, terutama pada daerah resiko tinggi
dengan cakupan imunisasi DPT yang rendah. Reservoir utama kuman ini adalah tanah
yang mengandung kotoran ternak sehingga resiko penyakit ini di daerah peternakan
sangat tinggi. Spora kuman Clostridium tetani yang tahan kering dapat bertebaran
di mana-mana. Masa inkubasi penyakit ini adalah antara 5-14 hari. Pada umumnya
tetanus neonatorum berlangsung lebih berat daripada tetanus pada anak.
Selain disebabkan oleh clostridium tetani, tetanus neonatorum juga dapat
disebabkan oleh:
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3. OMP, caries gigi.
4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
5. Penjahitan luka robek yang tidak steril
1. Luka tusuk, gigitan binatang, luka bakar
2. Luka operasi yang tidak dirawat dan dibersihkan dengan baik
3. OMP, caries gigi.
4. Pemotongan tali pusat yang tidak steril.
5. Penjahitan luka robek yang tidak steril
Penatalaksanaan:
-
Penatalaksanaan medik
-
Diberikan cairan intravena dengan larutan glukosa 5% dan NaCl fisiologis dalam perbandingan 4 : 1 selama 48-72 jam selanjutnya IVFD hanya untuk memasukkan obat.
-
Diazepam dosisi awal 2,5 mg intravena perlahan-lahan selama 2-3 menit, kemudian diberikan dosis rumat 8-10 mg/kgBB/hari melalui IVFD (diazepam dimasukkan kedalam cairan infus dan diganti setiap 6 jam).
-
ATS 10.000 U/hari, diberikan selama 2 hari berturut-turut dengan IM. Per infus diberikan 20.000 U sekaligus.
-
Ampisilin 100mg/kg BB/hari dibagi dalam 4 dosis, intravena selama 10 hari.
-
Tali pusat dibersihkan/kompres dengan alkohol 70%/betadin 10%.
-
Perhatikan jalan nafas, diuresis, dan tanda vital. Lendir sering dihisap.
-
-
Penatalaksanaan keperawatan
Pasien tetanus neonatorum adalah pasien yang gawat, mudah terangsang/kejang dan bila kejang selalu disertai sianosis. Spasme pada otot pernafasan sering menyebabkan pasien apnea. Spasme otot telan akan menyebabkan liur sering terkumpul didalam mulut dan dapat menyebabkan aspirasi. Oleh karena itu, pasien perlu dirawat di kamar yang tenang tepim harus terang (untuk memudahkan pengawasan pada bayi, dan bila terjadi apnea agar segera dapat dilakukan tindakan. Dahulu, kamar tetanus selalu gelap). Masalah pasien yang perlu diperhatikan adalah :-
Gangguan pernafasan yang sering terjadi adalah apnea, yang disebabkan karena adanya tetanospasmin yang menyerang otot-otot pernafasan sehingga otot tersebut tidak berfungsi.
-
Kebutuhan nutrisi/cairan
Akibat bayi tidak dapat menyusu dan keadaannya payah, untuk memenuhi kebutuhan makanannya perlu diberi infus dengan cairan glukosa 10%. Tetapi karena bayi juga sering sianosis maka cairan ditambahkan bikarbonas natrikus 1 ½ % dengan perbandingan 4 : 1. Bila keadaan membaik, kejang sudah berkurang pemberian makanan dapat diberikan melalui sonde dan selanjutnya sejalan dengan perbaikan bayi dapat diubah memakai dot secara bertahap. -
Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Kepada orang tua pasien yang bayinya menderita tetanus perlu diberi penjelasan bahwa bayinya menderita sakit berat/gawat, maka memerlukan tindakan dan pengobatan khusus, keberhasilan pengobatan ini tergantung dari daya tahan tubuh si bayi dan ada tidaknya obat yang diperlukan. Untuk pencegahan tetanus neonatorum ini suntikan diberikan 3 kali berturut-turut. Kepada pasien ibu hamil perlu dijelaskan bahwa tidak ada manfaatnya jika suntikan tidak lengkap 3 kali.
Untuk perawatan tali pusat baik sebelum maupun setelah lepas perlu diberitahukan cara yang murah dan baik, yaitu menggunakan alkohol 70% dan kassa steril yang telah dibasahi alkohol kemudian dibingkuskan pada tali pusat terutama pada pangkalnya. Kasa dibasahi lagi dengan alkohol yang sudah kering. Jika tali pusat telah lepas dikompres alkohol diteruskan lagi sampai lika bekas tali pusat kering betul (selama 3-5 hari). Jangan membubuhkan bubuk dermatol atau bedak pada bekas tali pusat karena akan dapat terjadi infeksi.
-
Lebih lengkapnya, download >> DISINI
0 comments:
Posting Komentar