Pengertian:
Menurut FKUI (1991), Idiopathic Trombocytopenia Purpura (ITP) ialah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia atau ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosis karena sebab yang tidak diketahui.
Etiologi:
Penyebab yang pasti belum diketahui, tatapi dikemukakan berbagai kemungkinan diantaranya ialah:
- Hipersplenisme
- Infeksi virus (demam berdarah, morbili, varisela, rubella, dsb).
- Intoksikasi makanan atau obat (asetosal, PAS, fenilbutazon, diamox, kina, sedormid)
- Bahan kimia.
- Pengaruh fisis (radiasi, panas).
- Kekurangan faktor pematangan (misalnya malnutrisi).
- DIC (misalnya pada DSS, leukimia, respiratory distress syndrome pada neonatus).
- Mekanisme imun yang menghancurkan trombosit.
- Kelemahan pada endotel pembuluh darah.
Tujuan pengobatan pada gangguan ini adalah mengurangi produksi antibodi dan destruksi trombosit, serta meningkatkan dan mempertahankan jumlah trombosit.
- Gamma Globulin. Infus gamma globulin intravena (sandoglobin; Gamium N) diikuti dengan kenaikan hitung teombosit yang bertahan. Dosis besar gamma globulin gamma intravena (400 mg/ kg selama 5 hari) menginduksi remisi pada banyak kasus ITP akut dan kadang-kadang pada ITP kronis. Percobaan terkendali acak menunjukan efektifitas globulin G imun (IGIV), 19/kg/24 jam selama 1 atau 2 hari berturut-turut dalam mengurangi frekuensi trombositopenia berat (hitung trombosit kurang lebih 20 x 10)
- Terapi kortikosteroid. Meskipun kortikosteroid tidak menunjukan jumlah kasus kronis, kortikosteroid bermanfaat karena menngurangi keparahan dan menyingkirkan lama sakit pada fase awal. Pada kasus yang lebih berat, tatapi dengan kortikosteroid, seperti prednison dengan dosis 1 - 2 mg/kg/24 jam dalam dosis terbagi atau ekuivalensinya terindikasi. Beberapa ahli menganjurkan pemeriksaan sumsum tulang untuk menyingkirkan leukimia sebelum memulai prednison. Keperluan akan terapi kortikosteroid diperdebatkan, meskipun hitung tromosit kembali ke tingkat hemostatis lebih cepat dengan terapi seperti itu. Terapi ini diteruskan sampai hitung trombosit normal atau selama 3 minggu, mana saja yang terjadi pertama. Pada titik ini terapi steroid sebaiknya dihentikan, meskipun hitung trombosit tetap rendah. Tetapi kortikosteroid berkepanjangan tidak terindikasi dan dapat menekan sumsum tulang, disamping menyebabkan perubahan cushingoid dan gagal tumbuh. Jika trombositopenia menetap selama 4 - 6 bulan, pemberian singkat kedua terapi kortikosteroid atau imunoglobulin intravena dapat diberikan.
- Transfusi darah. Transfusi darah atau suspensi trombosit sedikit saja gunanya, karena trombosit yang ditransfusikan akan capat sekali menghilang.
- Steriod. Sangat berguna pada kasus akut jika perdarahannya berat. Pengobatan rumat mungkin diperlukan selama kira-kira 4 minggu untuk menaikkan kadar trombosit sampai mencapai 50 x 10 /L. Karena efeknya yang terbaik adalah pada minggu pertama, maka steroid harus diberikan pada saat itu (bila memang diputuskan untuk diberikan) atau tidak sama sekali.
- Splenektomi. Berbahaya dan tidak perlu pada kasus akut. Kira-kira 60 - 70 % kasus kronis dapat sembuh dengan splenektomi, teapi harus diingat:
- Hanya diprlukan bila kecenderungan perdarahan tidak dapat dikendalikan engan steroid (nilai aktual trombosit tidak penting).
- Selanjutnya dapat mengakibatkan infeksi.
- Jika gangguan ini berlangsung lebih dari satu tahun atau anak itu berusia lebih dari 5 tahun.
Lebih lengkapnya, download >> DISINI
0 comments:
Posting Komentar